1 Jan 2009, 21:08
Journey
by

33 comments

Membelah Bali [7]

Tak terasa, pagi di Kintamani menjadi awal hari kelima perjalanan kita bertiga. Sebelum melanjutkan mengayuh sepeda, aku, Adhi, dan Ardita sempat foto bareng dengan anak laki-laki si Ibu penjaga warung, umur sepuluh tahunan. Matanya berbinar riang, mungkin itu pertama kali dia difoto. Mungkin juga terpikir di benaknya, “Suatu saat aku ingin seperti kakak-kakak yang gagah perkasa ini….” Lalu, hanya ucapan terima kasih yang kita tinggalkan.

Jalanan masih menanjak. Menurut perhitungan Ardita, yang lumayan menguasai daerah di sana, hari itu juga kita bisa sampai di desanya, Manukaya, Tampaksiring, Gianyar. Selambat-lambatnya kayuhan sepeda kita, more »

29 Dec 2008, 21:08
Journey
by

9 comments

Membelah Bali [6]

Meninggalkan Gitgit relatif lebih mudah. Pertama, karena rem sepedaku sudah mantap. Kedua, karena cuaca tidak lagi hujan. Ketiga, tentu saja karena jalanan yang menurun, walaupun masih berkelok, jadi tidak diperlukan power maksimal untuk mengayuh sepeda. Fase ini adalah fase bersenang-senang buat kita. Bahkan sempet-sempetnya kita membuat foto “jatuh tertimpa sepeda” yang tentu saja direkayasa. Ide ini tercetus karena pada waktu aku jatuh di hari sebelumnya, tidak sempat diabadikan. Ada-ada saja.

Kita tiba di Singaraja tepat di siang hari. Perundingan kecil memutuskan untuk meneruskan perjalanan menuju Kintamani, more »

27 Dec 2008, 21:08
Journey
by

12 comments

Membelah Bali [5]

Perjalanan mengayuh sepeda meninggalkan Bedugul adalah perjalanan yang sangat berat. Terutama karena kita bertiga mesti meninggalkan keceriaan bersama anak-anak KISS-1, meninggalkan wajah-wajah takjub dan kagum mereka, dan buat Adhi Tiana, meninggalkan senyum manis seorang HE. Ditambah lagi dengan hujan yang mulai turun, semakin lama semakin lebat, ditemani kabut penghalang pandang mata yang dingin. Untung saja Putu Barli rela meminjamkan jas hujannya untukku, sementara Adhi dan Ardita sudah siap dengan jas hujan masing-masing.

Pada suatu kesempatan, entah karena apa, tiba-tiba saja aku yang bersepeda paling belakang, menggencet rem belakang sekuat-kuatnya. more »

25 Dec 2008, 21:08
Journey
by

11 comments

Membelah Bali [4]

Our first destination, Bedugul. Kita tiba di Bedugul lebih cepat dari perkiraan, sekitar jam setengah dua siang. Target kita sebelumnya, yah sekitar jam 6 sore lah. Ternyata hanya membutuhkan sekitar 6,5 jam mengayuh sepeda dengan santai -diselingi berjalan menuntun sepeda- untuk tiba di Bedugul dari Mengwi. Perut kita sudah sangat keroncongan. Maka sangat rasional kalau tempat pertama yang kita sasar adalah warung makan.

Setelah perut terisi, maka otak yang semula jalan-jalan ke dengkul akan kembali ke habitat aslinya. Saatnya memikirkan tempat untuk bermalam. Lho? Kok sudah mau bermalam? Kan masih sore mas? more »

23 Dec 2008, 21:08
Journey
by

19 comments

Membelah Bali [3]

The show must go on. Maka kita terus mengayuh sepeda sampai sekitar jam delapan malam. Saat itu kita masih ada di wilayah Mengwi. Saatnya untuk mencari tempat beristirahat. Akhirnya kita berhenti di sebuah poskamling, sepakat untuk tidur di sana saja. Ada sedikit perdebatan tentang aman tidaknya tempat ini, tapi sudah tidak ada pilihan. Kalau kita dirampok, biar saja, pasrah.

Ketika akan memejamkan mata, tentunya setelah mengunci sepeda masing-masing, tiba-tiba ada seorang penduduk datang menghampiri.

“Kalian dari mana?”

“Oh, kami dari Denpasar Pak. Ini mau numpang menginap di sini. more »

20 Dec 2008, 21:08
Journey
by

22 comments

Membelah Bali [2]

Oh, iya. Ide bersepeda keliling Bali ini memang benar-benar tidak bertanggung jawab. Kita bahkan belum menetapkan rute yang akan dilalui. Kita baru rapat menentukan rute, sore itu, di sekolah, setelah ngumpul bertiga, beberapa detik sebelum berangkat! Nah, lho….

Diambil keputusan, kita pergi ke arah utara. Pokoknya nyampe di Bedugul dulu lah. Ada sesuatu yang menunggu kita di sana, tapi aku ceritakan nanti saja. Setelah itu ke mana, biarlah kayuhan kaki di atas pedal yang menentukan. Lalu masalah belum berhenti pada persoalan penentuan rute. Masalah utama, di mana kita akan menginap? Ah, nekat sajalah. Kita toh masih di Bali. more »

18 Dec 2008, 21:08
Journey
by

19 comments

Membelah Bali [1]

Tau ndak? Dulunya aku hampir saja masuk Trixxx. Kalau itu kejadian, tentu saja blog ini ndak akan pernah ada ya. Dulu aku agak-agak minder, soalnya ndak bisa naik motor, ndak punya sepeda motor, apalagi mobil. Kendaraanku saat itu hanyalah sebuah sepeda balap yang setangnya melengkung. Trixxx lah yang lebih memberikan ruang buatku untuk sepeda ini, dengan semboyan plesetan, “Datang dan Pergi dengan Sebuah Sepeda!” Smansa kan terkenal dengan car and money nya. Salamnya aja Karmany kok! Untung saja ada beberapa provokator. Yang pertama adalah Pak Astawa, guru Biologi SMP 1, bapak dari sahabatku, Adhi Tiana. Katanya, “Ngapain ke Trixxx? Smansa jauh lebih baik!” more »

  • Recent Comments

  • Random Posts

  • Anginers

  • Next Random Story

    Kena.ajian.sirep Anak.muda Lautan Konvoi Adhi.runner.up Suling.bambu.peniru.rindik Malioboro Eksperimen.eksperimen Sekre Maaf.saya.tidak.tahu.perubahan.no.undi Klan Wahyu.gagal.mengkader.wira Wisata Ratna Sucahya.jangan.diajak Keroyokan.cerpen Dispen.nonton.film Angin.biang.demo Paria Antologi.bersyarat Sibang.kaja Kita.pasti.main Sampun.ngopi? Toya.bungkah Tuan.puteri Kisah.kisah.inses Ngetekok.metaluh Nigna Orang.asing.ketiduran Kami.siap.dimana.saja Kebersamaan.&.makanan Bajuku.mana.man?! Tas.campil.club Ciam.si.reuni Pula.suda.mala! Kalian.duduk.di.depan! Sanggar.minum.kopi Marah.turun.di.sawah Lombok.here.we.come The.absurd.gen Woi.ban.bocor Rest.in.peace Yang.masih.sama Granat Di.hadapan.tentara Ketua.menangis Tentang.angin Di.tokopedia Camot.penculik Ada.apa.dengan.kamis Vivi Memuput.rindu